Cinta Tanaman, Doni Monardo Menanam Pohon untuk Anak Cucu Indonesia



 Bagi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) , punya makna penting di masa yang akan datang. Bahwa menanam pohon hari ini sebagai warisan untuk anak cucu kelak. Tak heran, di setiap tempat Doni bertugas dan kunjungan ke berbagai daerah, terutama daerah rawan bencana, seperti gempa dan tsunami program menanam pohon menjadi salah satu hal yang dilakukan.

Ada pernyataan yang acap kali  dikemukakan,Kita tidak mungkin pindah ke bulan atau planet lain. Selain itu, kita juga tidak boleh games terbaik Indonesia egois, sebab bumi yang kita pijak adalah milik generasi anak-cucu kita. Jadi, menanam pohon hari ini, kita dedikasikan bagi anak-cucu kita. Begitu, Doni mewanti-wanti. 

Sebagaimana catatan Tenaga Ahli BNPB Egy Massadiah dari Cilacap, yang diterima ditulis Sabtu, 8 Mei 2021, saat Doni melakukan website agen slot online resmi penguatan mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami berbasis vegetasi di wilayah Pesisir Selatan Jawa Tengah, ia terjun menanam bibit pohon Pantai Cemara Sewu, Desa Bunton, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah pada Rabu, 28 April 2021.

Kala itu debur ombak laut menghantam dinding pasir Pantai Cemara Sewu di pesisir selatan Kabupaten Cilacap. Dekat dari bibir pantai, terdapat rerimbunan cemara udang, menawarkan sejuknya semilir angin laut di saat terik menyengat.

BACA JUGA : 

7 Potret Pohon Terunik di Dunia, Suasananya Bak di Negeri Dongeng


Tak jauh dari hutan cemara, ada tanggul beton. Hantaman ombak yang mengenai tanggul, mendatangkan efek suara dan semburan air yang dahsyat. Di sisi kiri dan kanan tanggul, batas pantai menjorok ke darat terkikis abrasi.

Kontur pantai Cemara Sewu yang berada di Desa Bunton, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap ini memang janggal. Pegunungan pasir yang rimbun oleh pohon cemara di sisi lain, dan cekungan pasir di sisi yang lain lagi. Bahkan di tanah yang rendah, lebih rendah dari permukaan air laut.

Usut-punya-usut, lokasi itu adalah bekas penambangan pasir besi yang tidak direklamasi. Penggali membiarkan begitu saja, termasuk tidak peduli ketika abrasi Samudera Hindia menggerogoti daratan. Yang ditinggalkan penambangan pasir besi adalah jejak pemerkosaan lingkungan.

Jika ada yang gusar dengan keadaan itu, dialah. Ia bersama rombongan mengunjungi Cemara Sewu pun melakukan aksi penanaman pohon.

Penanaman bibit pohon yang dilakukan Doni, Ada tiga jenis pohon sebagai tanaman vegetasi di Pantai Cemara Sewu, yakni Butun, Palaka, dan Pule. Total bibit pohon tercatat lebih dari 5.000 batang. 

Seperti kegiatan penanaman pohon di tempat-tempat lain sebelumnya, Doni selalu menekankan, pentingnya perawatan pasca tanam.

“Bukan berapa jumlah pohon ditanam, tetapi berapa jumlah pohon yang berhasil hidup. Karena itu, saya minta Pak Bupati mengkoordinasikan jajarannya memastikan pohon-pohon yang kita tanam hari ini, akan hidup,” ujar Doni kepada Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji, yang turut serta dalam kegiatan pagi itu. Bupati Tatto menyahut, “Siap, Jenderal.”

“Tiga jenis pohon yang saya bawa hari ini adalah pohon-pohon istimewa,” kata Doni. Pohon pule, adalah salah satu jenis pohon yang sangat bagus untuk vegetasi. Sedangkan, pohon palaka, merupakan pohon endemik Maluku yang terbilang langka.

“Bibit palaka itu saya datangkan dari Pulau Seram, Maluku melalui perjalanan panjang, melewati jalan darat, menyeberang selat, lalu pindah ke kapal untuk dibawa ke Jakarta. Hari ini, bibit palaka sudah ada di Cilacap,” tambah Doni, yang pernah menjabat Danjen Kopassus.

“Tolong nanti sampaikan ke pak Gubernur (Ganjar Pranowo), bahwa saya sudah memenuhi janji saya hari ini.”

Selanjutnya, pohon butun atau pohon ketapang laut. “Untuk jenis pohon yang satu ini, saya mendatangkan seorang pejuang lingkungan kelahiran Timor Timur, yang sudah 22 tahun bermukim di Ujung Kulon, Provinsi Banten. Saudara Ramli Idris, saya persilakan,” kata Doni mempersilakan Ramli bicara.

Lelaki dengan tinggi 175 cm berkulit legam itu pun berdiri. Usai melempar salam, ia mengajak hadirin menyahut pekik konservasi. “Kalau saya serukan Salam Konservasi, mohon hadirin menyambut dengan pekikan ‘Lestari Desaku’,” ujar Ramli, disusul pekikan salam konservasi dengan kepalan tinggi ke langit. Hadirin pun menyambut antusias.

“Kebetulan saya guru dan membuka sekolah alam. Murid-murid selama pandemi, bersama-sama melakukan aktivitas pembibitan pohon butun. Butun mungkin ada di daerah lain, tapi butun Ujung Kulon kualitasnya super,” ” papar Ramli, disusul tepuk tangan hadirin.

“Saya diperintah jenderal (Doni Monardo) membawa bibit butun ke Cilacap. Maka, saya bawa dua-ribu lebih bibit butun. Kalau ada yang mati, bilang saja nanti saya ganti. Target kami, tahun ini bisa menyediakan 50.000 bibit pohon butun.”

Lelaki kelahiran Los Palos, Timor Leste, 14 Mei 1971 itu mengukuhkan kecintaan dan kepeduliannya pada alam dan lingkungan dengan membentuk KAIPKA (Komunitas Aktivis Insan Peduli Konservasi Alam) pada tahun 2001. Dengan basis lingkungan pula ia menggalang aktivitas Sekolah Berwawasan Pendidikan Konservasi, Sekolah Siaga Bencana (SSB), dan Sekolah Ramah Anak.

Dari pengalamannya menggeluti aktivitas lingkungan, Ramli menggarisbawahi pesan Doni Monardo kepada Bupati Cilacap, terkait perawatan bibit pohon usai ditanam. “Kalau boleh usul, Danramil ditunjuk sebagai penanggungjawab program vegetasi ini. Siapa pun Danramil-nya,” ujar Ramli, disambut tepuk tangan tanda setuju dari hadirin.

Perlu waktu tiga tahun untuk merawat pohon butun. “Jika nanti sudah umur tujuh tahun, pohon butun sudah berbuah. Dan itu artinya, bisa menjamin kelangsungan pembibitan butun di sini. Jadi, untuk vegetasi di daerah-daerah lain di pesisir Cilacap, tidak perlu lagi didatangkan dari Ujung Kulon, tapi cukup dari pantai Cemara Sewu ini,” tegas Ramli yang bernama asli Ildefonso.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

6 Potret Cara Nyeleneh Amankan Buah di Pohon Ini Bikin Ngakak

Pohon Tumbang Timpa Pengendara Motor di Bandung, 1 Orang Tewas

Dilarang Parkir Mobil di Bawah Pohon, Ini Alasannya